|
Perusahaan yang
kondisi kefuangannya kurang baik pada umumnya disdakan reorganisasi
atau restrukturisasi. Terdapat beberapa istilah restrukturisasi, antara
lain adalah :
1. Restrukturisasi Yuridis : perubahan bentuk badan usaha, yaitu dari perusahaan perseorangan menjadi perseeroan terbatas; atau dari BUMN menjadi swasta.
2. Restrukturisasi Intern :
perubahan struktur organisasi, misalnya dari banyak divisi menjadi
sedikit divisi, tujuannya penghamatan biaya organisasi. Makin banyak
divisi, makin tinggi biayanya.
3. Restrukturisasi Keuangan : perubahan
struktur odal dan struktur harta karena perusahaan dalam kondisi
senderung bangkrut atau cederung keuangannya tidak sehat.
A. Kondisi Keuangan
Rektrukturisasi keuangan dilakukan oleh perusahaan karena :
(1) mengalami kesulitan liquiditas, dan
(2) menderita kerugian yang membahayakan kelangsungan hidup perusahaan.
Kesulitan liquiditas disebabkan karena :
(2) perusahaan mengalami kerugian
(3) manajer keuangan kurang tepat mengalokasikan dana.
Kerugian disebabkan karena:
(1) kurang mengelola pasar sehingga kalah dalam persaingan,
(2) manajemen kurang mampu mengelola biaya sehingga biaya operasi tidak efisien
(3) manajer produksi kurang mampu mengelola proses produksi sehingga kualitas produk rendah.
Pada
umumnya perusahaan dalam kondisi bahaya dan perlu direstrukturisasi
jika besar kerugiannya kira” 50% dari modal sendiri. Kegiatan itu harus
diatasi dengan mengadakan penataan kembali harta dan sumber pembiayaan.
Untuk memudahkan pemahaman tentang restrukturisasi keuangan dibawah ini
disajikan ilustrasi kkondisi perusahaan keuangan dibawah ini disajikan
ilustrasi kondisi perusahaan yang dalam keadaan bahaya.
B. Ilustrasi Restrukturisasi Keuangan PT ABD
Perusahaan
mengalami akumulasi kerugian sebesar 50% dari modal sendiri. Likuiditas
perusahaan mulai terganggu, buruh mulai terlambat menerima upah setiap
akhir minggu dan karyawan terlambat menerima gaji. Keadaan yang demikian
mengakibatkan keresahan di dalam perusahaan. Di luar perusahaan,
pemasok mengeluh karena tagihannya sulit dicairkan dan cicilan utang dan
bunga bank terlambat dibayar. Keadaan yang demikian pemilik dan
manajemen puncak mengadakan restrukturisasi keuangan agar perusahaan
sehat kembali. Data keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :
Tabel Neraca PT ABD Sebelum Restrukturisasi
Kerugian
Rp 2.500 itu adalah berdasarkan nilai buku (nilai akuntansi) belum
tentu menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Agar perusahaan sehat
kembali, maka diadakan restrukturisasi keuangan, sebelumnya harus
diadakan penilaian kembali atas harta sebagai berikut :
a. Piutang dinilai Rp 700
b. Persediaan dinilai Rp 300
c. Aktiva tetap dinilai Rp 1.500
Setelah
diadakan penilaian atas harta, maka kerugian perusahaan bertambah yaitu
menjadi Rp 3.500 yaitu dari penurunan harta Rp 1.000 ditambah akumulasi
kerugian Rp 2.500. Berikut ini disajikan neraca setelah diadakan
revaluasi harta.
Tabel Neraca PT ABD Sebelum Re-Evaluasi
Untuk menyehatkan keuangan perusahaan maka manajemen memutuskan :
a. Seluruh kerugian menjadi beban pemegang saham (ditanggung pemegang saham).
b. Dibentuk cadangan perluasan 20%.
Setelah manajemen memutuskan kebijakan keuangan, maka dapat dihitung modal baru sebagai berikut :
X = Rp 5.000 – Rp 3.500 – 0,20X
1,20X = Rp 1.500
X = Rp 1.250 (modal baru)
Cadangan = 0,20 (Rp 1.250) = Rp 250
Neraca atau laporan posisi keuangan perusahaan sesudah restrukturisasi dapat disajikan berikut ini :
Tabel Neraca PT ABD Sesudah Restrukturisasi
Keterangan :
a. Modal saham berkurang (Rp 5.000 – Rp 1.250) = Rp 3.750
b. Berkurangnya modal saham sebesar Rp 3.750 itu digunakan untuk :
§ Menutup kerugian Rp 3.500
§ Membentuk cadangan Rp 250
Setelah restrukturisasi, perusahaan dapat sehat kembali, jika diikuti :
a. Kesadaran seluruh karyawan untuk meningkatkan pendapatan dan menghemat biaya.
b.
Kesadaran manajer dalam menetapkan visi yang jelas dan misi yang
bertanggung jawab. Visi yang jelas yakni perusahaan ingin menjadi apa,
artinya ingin menjadi pemimpin harga, atau ingin menjadi yang terbesar,
atau ingin produknya berkualitas paling unggul. Sedangkan misi yang
bertanggung jawab yakni seluruh karyawan dan manajemen harus mampu
mencipta laba secara terus-menerus dari waktu ke waktu dan
mendistribusikannya secara adil kepada pemilik perusahaan, manajemen dan
karyawan.
c. Perusahaan harus peka kepada setiap perubahan lingkungan eksternal dan internal.
d.
Karyawan harus loyal, bekerja aktif, efisien dan produktif, sehingga
mampu menghasilkan laba dan tumbuh sepanjang waktu.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar