A. Paradigma Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif itu sendiri masih dipertanyakan ketepatannya, karena
sebutan-sebutan lain juga digunakan seperti etnografi, verstehen, participant
observation, etnometodologi, case study, interpretive inquiry, natural
inquiry, phenomenology
Paradigma adalah cara pandang (the way of looking at things)
Paradigma penelitian kualitatif terhadap "kebenaran" (ilmiah), menurut
penelitian kualitatif adalah kebenaran intersubjektif (bukan kebenaran
objektif). Kebenaran intersubjektif adalah kebenaran yang dibangun dari
jalinan sebagai faktor yang bekerja bersama-sama, seperti budaya dan
sifat unik dari individu-individu manusia, realitas adalah sesuatu yang
dipersepsikan oleh yang melihat, bukan sekadar fakta yang bebas dari
interpretasi apapun. Sebab itu realitas dalam paradigma kualitatif
adalah bersifat jamak (multi facets)
Clifford Geertz lebih memahami orang jawa dari kebanyakan orang jawa
Snouck Horgrounje lebih memaham orang acer dari pada orang aceh
C. Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
Creswell, 1994, Denzin&Lincoln, 1994, Guba&Lincoln, 1994, Mostyn, 1985
Tashakkori&Teddie, 1998, Bogdan&Biklen, 1982, menurutnya ciri-cirinya :
1. menkonstruk realitas makna sosial dan budaya
Penelitian kualitatif tidak "mengkonfirmasi" realitas (seperti uji hipotesis)
tetapi membangun realitas sebelumnya "tersembunyi" (implisit) menjadi
nyata (eksplisit)
2. tertarik pada interaksi peristiwa dan proses
Penelitian kualitatif lebih tertarik pada dinamika terjadinya proses
atau peristiwa yang melataebelakangi terjadinya hasil (produk)
3. variabel-variabel sangat kompleks dan sulit diukur
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian kualitaif sangat
bersifat abstrak, multi-interprestasi dan sulit diukur serta tidak
membatasi jumlah variabel apa pun yang mungkin muncul
dalam penelitian
4. kontekstual
Penelitian kualitatif sering kali bersifat kontekstual, tidak universal
Apa yang benar di suatu tempat (lokus) penelitian belum tentu
benar dalam lokus lain
5. keterlibatan peneliti sangat penting
Peneliti harus sedekat mungkin dengan objek/subjek yang diteliti,
lazimya disebut sebagai "participant observer"
6. latarbelakang alami (natural)
Penelitian tidak mengontrol atau merekayasa apapun, dan membiarkan
apapun yang ditelitinya berproses secara alamiah, wajar tanpa intervensi
7. sampel purposif
Sampel yang dikaji akan dipilih secara sengaja (purposif) oleh peneliti
dengan pertimbangan tertentu.
8. analisis induktif
Analisis induktif berarti peneliti memulainya dari pengumpulan data di
lapangan, dan sedikit demi sedikit bergerak ke atas ke arah yang
lebih umum, abstrak, konseptual atau disebut "grounded"
9. mengutamakan "makna" di balik realitas
Penelitian kualitatif tidak sekadar memotret realitas seperti apa adanya
tidak tertarik menghitung korelasi antara agama yang dianut seseorang
dengan pilihan parpol di dalam pemilu atau mempertanyakan "mengapa"
seseorang agama terentu cenderung memilih parpol tertentu
10. tertarik pada "why" daripada "what"
Penelitian kualitatif tidak puas dengan jawaban "apa adanya"
Mengapa masyarakat barat lebih mementingkan "keluarga inti"?
Mengapa masyarakat jawa lebih menyukai tawar-menawar
(sliding price system) dalam bertransaksi barang daripada
mengunakan sistem harga pas (fixed price system)
C. Teori-Teori Di Belakang Penelitian Kaulitatif
Beberapa teori yang ikut mengembangkan pendekatan kualitatif
1. Interaksioisme Simbolik
Menjelaskan perilaku manusia melalui analisis makna dan interaksi
antara satu manusia dengan manusia lain. Mengapa manusia
berlaku begini-begitu, karena dipicu oleh sesuatu yang mempunyai
makna bagi dirinya. Makna inilah yang mengubah perilakunya.
2. Etnometodogi
Berasumsi bahwa setiap masyarakat mempunyai kebiasaan,
aturan, konsensus untuk mengatur kehidupan sehari-harinya,
yang mengharuskan penelitian mengamati dan mencatat yang
dapat dia lihat seperti apa adanya(naturalistik)
3. Fenomenologi
Percaya bahwa tingkah laku manusia merupakan akibat dari
konsep, makna, yang hidup di dalam kepalanya.
4. Budaya
Sistem budaya ini menjadi acuan dan tolak ukur dalam perilaku
mereka sehari-hari
Misalnya, apa makna perilaku wanita india memberi suatu tanda
dikeningnya? Mengapa ada suatu jenis tarian (Jawa) yang hanya
boleh dilakukan pada waktu tertentu saja.
Penelitian kualitatif itu sendiri masih dipertanyakan ketepatannya, karena
sebutan-sebutan lain juga digunakan seperti etnografi, verstehen, participant
observation, etnometodologi, case study, interpretive inquiry, natural
inquiry, phenomenology
Paradigma adalah cara pandang (the way of looking at things)
Paradigma penelitian kualitatif terhadap "kebenaran" (ilmiah), menurut
penelitian kualitatif adalah kebenaran intersubjektif (bukan kebenaran
objektif). Kebenaran intersubjektif adalah kebenaran yang dibangun dari
jalinan sebagai faktor yang bekerja bersama-sama, seperti budaya dan
sifat unik dari individu-individu manusia, realitas adalah sesuatu yang
dipersepsikan oleh yang melihat, bukan sekadar fakta yang bebas dari
interpretasi apapun. Sebab itu realitas dalam paradigma kualitatif
adalah bersifat jamak (multi facets)
Clifford Geertz lebih memahami orang jawa dari kebanyakan orang jawa
Snouck Horgrounje lebih memaham orang acer dari pada orang aceh
C. Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
Creswell, 1994, Denzin&Lincoln, 1994, Guba&Lincoln, 1994, Mostyn, 1985
Tashakkori&Teddie, 1998, Bogdan&Biklen, 1982, menurutnya ciri-cirinya :
1. menkonstruk realitas makna sosial dan budaya
Penelitian kualitatif tidak "mengkonfirmasi" realitas (seperti uji hipotesis)
tetapi membangun realitas sebelumnya "tersembunyi" (implisit) menjadi
nyata (eksplisit)
2. tertarik pada interaksi peristiwa dan proses
Penelitian kualitatif lebih tertarik pada dinamika terjadinya proses
atau peristiwa yang melataebelakangi terjadinya hasil (produk)
3. variabel-variabel sangat kompleks dan sulit diukur
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian kualitaif sangat
bersifat abstrak, multi-interprestasi dan sulit diukur serta tidak
membatasi jumlah variabel apa pun yang mungkin muncul
dalam penelitian
4. kontekstual
Penelitian kualitatif sering kali bersifat kontekstual, tidak universal
Apa yang benar di suatu tempat (lokus) penelitian belum tentu
benar dalam lokus lain
5. keterlibatan peneliti sangat penting
Peneliti harus sedekat mungkin dengan objek/subjek yang diteliti,
lazimya disebut sebagai "participant observer"
6. latarbelakang alami (natural)
Penelitian tidak mengontrol atau merekayasa apapun, dan membiarkan
apapun yang ditelitinya berproses secara alamiah, wajar tanpa intervensi
7. sampel purposif
Sampel yang dikaji akan dipilih secara sengaja (purposif) oleh peneliti
dengan pertimbangan tertentu.
8. analisis induktif
Analisis induktif berarti peneliti memulainya dari pengumpulan data di
lapangan, dan sedikit demi sedikit bergerak ke atas ke arah yang
lebih umum, abstrak, konseptual atau disebut "grounded"
9. mengutamakan "makna" di balik realitas
Penelitian kualitatif tidak sekadar memotret realitas seperti apa adanya
tidak tertarik menghitung korelasi antara agama yang dianut seseorang
dengan pilihan parpol di dalam pemilu atau mempertanyakan "mengapa"
seseorang agama terentu cenderung memilih parpol tertentu
10. tertarik pada "why" daripada "what"
Penelitian kualitatif tidak puas dengan jawaban "apa adanya"
Mengapa masyarakat barat lebih mementingkan "keluarga inti"?
Mengapa masyarakat jawa lebih menyukai tawar-menawar
(sliding price system) dalam bertransaksi barang daripada
mengunakan sistem harga pas (fixed price system)
C. Teori-Teori Di Belakang Penelitian Kaulitatif
Beberapa teori yang ikut mengembangkan pendekatan kualitatif
1. Interaksioisme Simbolik
Menjelaskan perilaku manusia melalui analisis makna dan interaksi
antara satu manusia dengan manusia lain. Mengapa manusia
berlaku begini-begitu, karena dipicu oleh sesuatu yang mempunyai
makna bagi dirinya. Makna inilah yang mengubah perilakunya.
2. Etnometodogi
Berasumsi bahwa setiap masyarakat mempunyai kebiasaan,
aturan, konsensus untuk mengatur kehidupan sehari-harinya,
yang mengharuskan penelitian mengamati dan mencatat yang
dapat dia lihat seperti apa adanya(naturalistik)
3. Fenomenologi
Percaya bahwa tingkah laku manusia merupakan akibat dari
konsep, makna, yang hidup di dalam kepalanya.
4. Budaya
Sistem budaya ini menjadi acuan dan tolak ukur dalam perilaku
mereka sehari-hari
Misalnya, apa makna perilaku wanita india memberi suatu tanda
dikeningnya? Mengapa ada suatu jenis tarian (Jawa) yang hanya
boleh dilakukan pada waktu tertentu saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar