Halaman

Kamis, 14 Juni 2012

PROSES MANAJEMEN RISIKO : Menetapkan Konteks

1.         Umum
Pada dasarnya urutan kegiatan dalam proses manajemen risiko ini menggambarkan beberapa konsep dasar sebagai berikut:
a.    Urutan tahapan manajemen risiko menggambarkan siklus ‘problem solving’.
b.    Manajemen risiko bersifat preventif.
c.    Manajemen risiko sejalan dengan konsep ‘continuous improvement’.
d.    Manajemen risiko fokus pada ruang lingkup masalah yang akan dikelola.

2.         Konteks Strategis
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah: mendefinisikan hubungan antara organisasi dan lingkungan sekitarnya, mengidentifikasi kelebihan, kekurangan, kesempatan dan rintangan. Konteksnya meliputi bidang keuangan, bidang operasional, pesaing, bidang politik (persepsi umum), sosial, klien, budaya dan bidang legal dari fungsi organisasi.
Mengidentifikasi faktor pendukung internal dan eksternal dan mempertimbangkan tujuan, menjadikannya dalam bentuk persepsi dan menerbitkan peraturan. Intinya tahapan ini melakukan eksplorasi terhadap semua faktor yang dapat mendukung dan menghambat jalannya kegiatan manajemen risiko selanjutnya.
Tahap ini berfokus pada lingkungan dimana organisasi itu berada. Sebuah organisasi seharusnya mencoba menetapkan elemen-elemen penting yang mungkin mendukung atau menghambat kemampuan untuk mengelola risiko yang dihadapi, analisa strategis harus dibuat. Hal ini seharusnya didukung pada level eksekutif, membuat parameter dasar dan memberikan bimbingan lebih rinci bagi proses manajemen risiko. Dimana seharusnya ada hubungan yang erat antara misi organisasi atau tujuan organisasi atau tujuan strategis dengan pengelolaan dari seluruh risiko yang akan dilakukan.


3.         Konteks Organisasi
Sebelum studi manajemen risiko dilakukan, merupakan hal penting untuk memahami kondisi organisasi dan kemampuannya, seperti halnya pemahaman terhadap tujuan, sasaran dan strategi yang dibuat untuk manajemen risiko.
Merupakan hal penting memahami alasan-alasan berikut:
a.    Manajemen risiko menempati konteks sebagai tujuan tahap dekat untuk mencapai tujuan organisasi dan strategi organisasi, karena hasil manajemen risiko barulah tahap awal untuk terciptanya ‘continuous improvement’.
b.    Kegagalan pencapaian sebuah objektif dari organisasi bisa dilihat sebagai salah satu risiko yang harus dikelola.
c.    Jelasnya kebijakan dan pengertian tujuan organisasi akan sangat membantu dalam menentukan kriteria penilaian terhadap risiko  yang ada, apakah dapat diterima/ tidak, demikian juga dengan penentuan pilihan-pilihan pengendaliannya.

4. Konteks Manajemen Risiko
Tujuan, strategi, ruang lingkup dan parameter dari aktifitas, atau bagian dari organisasi dimana proses manajemen risiko harus dilaksanakan, dan ditetapkan. Proses itu sebenarnya dilakukan dengan pemikiran dan pertimbangan yang matang untuk memenuhi keseimbangan biaya, keuntungan dan kesempatan. Prasyarat sumber risiko dan pencatatannya dibuat secara spesifik.

Isi dan ruang lingkup dari aplikasi proses manajemen risiko, meliputi :
a.    Identifikasi tujuan dari proyek yang akan dilakukan (sejalan dengan manajemen perusahaan).
b.    Penentuan waktu dan tempat pelaksanaan proyek.
c.    Identifikasi studi yang diperlukan lengkap dengan ruang lingkupnya, prasyarat, dan objektifitasnya.
d.    Menentukan cakupan dan ruang lingkup dari aktifitas manajemen risiko. Kegiatan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
i. Penentuan wilayah tanggung jawab setiap unit (siapa yang berwenang).
ii. Hubungan antara proyek yang satu dengan yang lainnya dalam organisasi tersebut (koordinasinya).

5. Pengembangan Kriteria Dalam Melakukan Evaluasi Risiko
Tentukan kriteria yang diduga akan menghambat evaluasi risiko yang akan dilakukan. Hal tersebut ditentukan oleh kesesuaian dan perlakuan risiko yang didasari kegiatan operasional, teknis, dana, hukum, sosial, kemanusiaan atau kriteria lainnya. Biasanya hal tersebut tergantung dari kebijakan internal, tujuan, objektifitas, dan kebijakan organisasi perusahaan.
Kriteria dipengaruhi oleh persepsi internal dan eksternal, serta ketentuan hukum. Sangat penting untuk menyesuaikan kriteria tersebut dengan lingkungan yang ada. Kriteria risiko harus dibuat sesuai dengan jenis risiko yang ada dan level risikonya.

6.         Mendefinisikan struktur
Termasuk didalamnya yaitu memisahkan aktivitas atau proyek kedalam elemen-elemen. Elemen-elemen ini menyediakan suatu kerangka logis untuk mengidentifikasi dan menganalisis agar dapat disusun urutan risiko yang signifikan. Struktur yang dipilih tergantung dari risiko dan ruang lingkup aktivitas/ proyek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar