Perkembangan Modal Kerja
Dunia
bisnis dimulai dari zaman agraris atau zaman feodalisme, di mana bidang
pertanian merupakan unsur pokok penunjang kegiatan bisnis. Bidang
pertanian merupakan pemasok bahan baku industri, oleh sebab itu hubungan
antara industri dengan pertanian sangat erat sekali. Hubungan itu
dijembatani dengan tersedianya modal kerja untuk membeli produk
pertanian yang ditentukan oleh faktor musim, kemudian mengolahnya
menjadi komoditi manufaktur dan menjualnya; siklusnya dalam kurun waktu
satu tahun. Oleh sebab itu, kebutuhan modal kerja pada umumnya dipenuhi
dengan utang jangka pendek.
Pada
hakikatnya modal kerja tidak akan sampai ke titik nol. Itu berarti
bahwa sebagian modal kerja dibiayai oleh utang jangka panjang yang akan
digunakan untuk membiayai administrasi bisnis sehari-hari, misalnya
untuk membayar gaji dan upah; biya telpon, air, listrik; biaya kantor,
dan lain-lain.
Modal
kerja dapat dikategorikan menjadi modal kerja permanen dan modal kerja
musiman, di mana modal kerja musiman dibiayai oleh utang jangka pendek.
Pentingnya Modal Kerja
Modal
kerja sangat penting bagi perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki
kecukupan modal kerja akan sulit untuk menjalankan kegiatannya, atau
akan macet operasinya. Tanpa modal kerja yang cukup, suatu perusahaan
akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas
produk yang dihasilkan. Jika hal itu terjadi, ia akan ditinggalkan
pelanggannya, dan menderita kerugian. Oleh sebab itu, sebagian besar
pekerjaan manajer keuangan dicurahkan pada kegiatan operasi perusahaan
sehari-hari. Besarnya modal kerja tergantung pada jenis bisnis, tetapi
pada umumnya nilai modal kerja suatu perusahaan kira-kira lebih dari 50%
dari jumlah harta, maka perlu pengelolaan yang serius.
Khususnya
bagi perusahaan kecil, manajemen modal kerja sangat penting karena
mereka sulit memperoleh sumber pembiayaan dari pasar modal dan pasar
uang. Ia harus membiayai kegiatan bisnis dari modal sendiri karena belum
memperoleh kepercayaan dari pihak lain atau sulitnya masuk ke pasar
modal. Perusahaan kecil sulit akan lambat berkembang karena ia hanya
didukung oleh modal sendiri, khususnya dari laba ditahan.
Perkembangan
pertumbuhan penjualan berkaitan erat dengan kebutuhan modal kerja.
Perusahaan yang sedang tumbuh ia banyak melakukan kegiatan terutama
kegiatan produksi dan pemasaran. Kedua jenis kegiatan ini memerlukan
modal kerja yang cukup. Perusahaan yang tumbuh berkembang tanpa didukung
oleh modal kerja yang kuat, ia akan kembali layu dan akhirnya mati.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa modal kerja adalah “ruh” atau
energi internal yang menggerakkan seluruh kegiatan perusahaan. Hampir
semua perusahaan dalam berbagai bidang kegiatan bisnis, mengelola modal
kerja meliputi tiga aspek yaitu :
1) Kebijakan modal kerja
2) Manajemen harta lancar
3) Sumber pembiayaan jangka pendek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar