Perusahaan
besar pada umumnya memiliki investasi di beberapa perusahaan yang berupa
surat-surat berharga saham dan obligasi. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan deviden (saham) dan bunga (obligasi). Investasi yang
dimiliki itu bersifat permanent atau dalam jangka panjang. Di samping
untuk memperoleh dividen dan bunga, investasi juga mengharapkan
keuntungan biaya surat-surat berharga itu di jual, tetapi itu bukan
tujuan utama.
Bagi kaum
kapitalis tingkat global, investasi pada surat-surat berharga lebih
disukai karena sifatnya yang fleksibel. Jika terjadi krisi politik,
investasi tersebutmudah dipindahkan, karena surat-surat berharga
tersebutmudah dipasarkan. Kapitalis global pada umumnya menguasai
surat-surat berharga pada perusahaan-perusahaan besar, khususnya di
bidang perminyakan, pertambangan, industri mobil, industri
pesawat,perbankan, pelayaran, penerbangan, dll.
1. Investasi Saham biasa
Saham biasa atau common stock ialah
surat berharga tanda kepemilkan atas suatu perusahaan. Penerbit saham
biasa disebut perusahaan yang menyatakan srbagai modal, dan pemegang
saham biasa di sebut investor yang mengharapkan hasil (return)
atas investasinya, atau disebut pemilik perusahaan yang bertanggumg
jawab atas kerugian perusahaan. Saham memiliki empat macam nilai, yaitu :
-
Nilai nominal, yaitu nilai yang tertera dalam surat saham,
misalnya Rp.1000 / Rp.500 per lembar per saham, lazim disebut state value, face value, par value.
-
Nilai buku (book value per share), yaitu jumlah nilai modal sendiri (ekuitas) dibagi jumlah saham yang beredar.
-
Nilai pasar (market value per share), yaitu harga yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan permintaan di pasar bursa.
-
Nilai fundenmental atau disebut intrinsic, yaitu nilai sekarng (present value) dari deviden dan keuntungan / kerguian modal (capital gain/loss).
2. Investasi Obligasi
Obligasi adalah surat utang dengan bunga tetap. Bagi pemegang surat utang obligasi (bondholder)
disebut investor, ia akan mendapatkan pendapatan tetap yang berupa
bunga obligasi. Oleh sebab itu, pemegang obligasi disebut pemegang surat
berharga berpenghasilan tetap atau fixed income security. Obligasi memiliki nilai nominal atau par value, stated value, face value, atau lazim disebut nilai pari, misalnya per lembar Rp 1.000.
Jenis-jenis obligasi yang umum adalah obligasi pemerintah (government bond) dan obligasi perusahaan swasta (corporate bond).
Di samping itu, ada jenis obligasi yang lainnya yaitu obligasi
perusahaan negara atau obligasi badan usaha milik negara atau disebut state owned company bond. Obligasi pada umumnya surat utang tanpa jaminan. Jika obligasi dengan jaminan harta tetap lazim disebut mortgage atau mortgage bond, di mana pemegang obligasi dapat menjual harta tetap yang dijaminkan.
Investasi
pada obligasi hakikatnya juga berisiko, karena kemungkinan penerbit
obligasi (debitur) tidak mampu membayar bunga dan pembayaran kembali
utangnya. Oleh sebab itu, terdapat beberapa kualitas investasi pada
obligasi atau peringkat investasi pada obligasi yang disajikan oleh
Standard & Moody’s antara lain sebagai berikut :
Tabel Peringkat Obligasi
Rating Grade
|
Bond Quality Ratings
|
|
Standard & Poor’s
|
Moody’s
|
|
Highest grade
|
AAA
|
Aaa
|
High grade
|
AA
|
Aa
|
Upper medium
|
A
|
A
|
Lower medium
|
BBB
|
Baa
|
Marginally speculative
|
BB
|
Ba
|
Highly speculative
|
B
|
B,Caa
|
Default
|
D
|
Ca,C
|
Sumber : Syah Ratih Sulistyastuti, Saham & Obligasi (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2002), hlm. 56.
Keterangan tabel :
1) Obligasi kualitas tinggi (highest grade)
ialah surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan yang sangat sehat
keuangannya, pembayaran bunganya lancar, hampir tidak memiliki risiko.
Pada umumnya tingkat bunganya rendah. Pembayaran bunga dan angsuran saat
ini baik dan di masa mendatang yakin baik. Penerbit obligasi macam ini
tidak diragukan kemampuan bisnis dan keuangannya oleh investor.
2) Obligasi kualitas tinggi (high grade) hampir sama dengan highest grade,
yaitu surat utang yang dikeluarkan perusahaan di mana pembayaran bunga
dan angsuran saat ini baik dan di masa mendatang diperkirakan baik.
3) Obligasi kualitas menengah atas (upper medium),
yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana pembayaran
dan angsuran saat ini baik dan di masa mendatang diperkirakan berisiko
kecil.
4) Obligasi kualitas menengah bawah (lower medium),
yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana pembayaran
bunga dan angsuran saat ini baik tetapi di masa mendatang belum ada
kepastian.
5) Obligasi kualitas spekulatif (marginally speculative),
yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana pembayaran
bunga dan angsuran saat ini meragukan dan di masa mendatang belum ada
kepastian.
6) Obligasi kualitas spekulasi tinggi (highly speculative), yaitu surat utang yang dikeluarkan oleh perusahaan di mana kemungkinan tidak mampu membayar bunga dan angsuran.
7) Obligasi kualitas sangat spekulatif (default), yaitu surat utang yang dikeluarkan perusahaan di mana penerbit tidak mampu membayar bunga. Obligasi demikian lazim disebut junk bond.
Kaum
kapitalis yang kurang berani menanggung risiko akan menginventasikan
kapitalnya pada obligasi dengan mendapatkan bunga tetap setiap tahunnya.
Misalnya PT X membeli obligasi PT Z 400 juta, umur 5 tahun. Kupon rate
dua tahun pertama 15% sedangkan tiga tahun berikutnya berdasar tingkat
bunga mengambang suku bunga deposito bank pemerintah, di mana Bank A
16%, B 18%, V 14%, D 17%. Nilai pasar 80% dari nilai nominal. Kupon
dibayar setiap tahun. Yield diharapkan 20%. Berdasarkan informasi
tersebut dapat dihitung : (1) nilai obligasi sampai jatuh tempo, (2)
nilai obligasi saat jatuh tempo (yield to maturity). Solusinya adalah :
-
Rata-rata bunga bank = (16 + 18 + 14 + 17) / 4 = 16,25%.
-
Bunga obligasi tahun 1,2 = 15% x Rp 400 = Rp 60, tiap tahun.
Bunga obligasi tahun 3, 4, 5 = 16,25% x Rp 400 = Rp 65, tiap-tiap
tahun.
(1) Nilai bunga obligasi
60/(1+0,20)1+60/(1+0,20)2+65/(1+0,20)3+65/(1+0,20)4+65/(1+0,20)5 = Rp 347,50
(2) Nilai obligasi saat jatuh tempo (yield to maturity atay YTM)
Rp 347,50 + (80% x Rp 400) /(1+0,20)5 = Rp 347,50 + (320 x 0,4019)
= Rp 347,50 + Rp 128,61 = Rp 476,11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar