Halaman

Kamis, 14 Juni 2012

HASIL DAN RISIKO di BIDANG KEUANGAN

A. RISIKO BISNIS
Dalam dunia bisnis ada dalil klasik yakni menanggung risiko yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh hasil sebesar-besarnya. Kenyataannya bagi kaum kapiltalis adalah : (1) enggan menananggung risiko atau berupaya memperkecil risiko. (2) mengharapkan hasil-hasil sebesar-besarnya. Dalil klasik itu tidak pernah terjadi, sebab resiko berhubungan dengan hasil; makin kecil resiko makin kecil hasil dan makin besar resiko makin besar hasil.
Kondisi eknomi merupakan factor utama yang menentukan hasil dan risiko investasi. Kondisi ekonomi resesi (buruk) pada umumnya semua investasi mendapatkan hasil negative; kondisi ekonomi normal mendapatkan hasil positif normal; kondisi eknonomi baik mendapatkan hasil sangat positif. Untuk mengukur hasil dan risiko pada umumnya digunakan konsep probabilitas. Distribusi probabilitas menunjukkan probabilitas terjadinya masing-masing hasil yang mungkin tercapai, dengan mengasumsikan bahwa kita melakukan investasi tertentu dalam kondisi ekonomi tertentu atau pada tempat dan waktu tertentu.


B. UKURAN HASIL DAN RISIKO

Ukuran hasil dapat dinyatakan dengan hasil yang diharapkan (expected return) dan hasil yang diperlukan (required return). Hasil yang diharapkan ialah rata-rata hasil atau lazim disebut hasil normal. Sedangkan hasil yang diperlukan ialah hasil yang disesuaikan dengan :
1)       Tingkat hasil bebas risiko (suku bunga deposito Bank Sentral)
2)       Premi risiko pasar (hasil pasar bursa dikurangi hasil bebas risiko)
3)       Keefesiensi beta (covariasi hasil pasar dengan hasil investasi perusahaan tertentu dibagi varian hasil pasar)
Sedangkan ukuran risiko yang lazim dipakai adalah :
1)       Deviasi standar atas hasil
2)       Keefisiensi variasi
3)       Koefisien beta

C. DEVIASI STANDAR

Risiko investasi pada umumnya diukur dengan deviasi standar dari hasil yang diharapkan. Variabel yang terlibat

-          σa = deviasi standar hasil investasi proyek A
-          Ps = probabilitas kondisi ekonomi
-          Ra = hasil atas inevstasi pada proyek A
-          ERa = hasil diharapkan (expected return) proyek A

D. KOEFISIEN VARIASI

Untuk menilai setiap investasi pada anak perusahaan lazim digunakan koefisien variasi (CVj). Hal itu disebabkan karena kesulitan memilih investasi atas dasar hasil yang diharapkan dan risiko dengan menggunakan deviasi standar.

Contoh Koefisien Variasi sebagai Pengukur Risiko
Harta
Hasil diharapkan
Standar deviasi
Koefisien variasi
G
H
I
0,12
0,20
0,15
0,10
0,22
0,10
0,83
1,10
0,67

Sumber :    Weston dan Brigham, Manajemen Keuangan (1981:79), edisi ketujuh Bahasa Indonesia, jilid 1.

Jika standar deviasi yang digunakan sebagai ukuran risiko  investasi secara individu, maka ukuran tersebut harus dinormalisasikan dengan membagi standar deviasi dengan hasil yang diharapkan untuk mendapatkan koefisien variasi, maka investor akan memilik proyek 1 karena koefisien variasinya paling kecil dibanding proyek G dan H. Pemikiran ini didasarkan bahwa investor hakikatnya adalah mencari risiko yang paling kecil, atau menghindari risiko.

E. KOEFISIEN BETA

Koefisien beta adalah ukuran risiko yang didasarkan hubungan hasil proyek investasi tertentu dengan hasil pasar yang dibagi dengan varian pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar