PERUSAHAAN YANG SUKSES MELAKUKAN PERUBAHAN
(GENERAL ELECTRIC COMPANY) DI AMERIKA SERIKAT
1. Latar Belakang
General
Electric Company, atau GE, NYSE: GE adalah sebuah perusahaan multinasional teknologi dan jasa Amerika Serikat yang bermarkas di New
York. GE adalah salah satu konglomerat terbesar
Amerika, dan dunia. GE adalah perusahan teknologi dan jasa dengan bidang usaha
yang sangat luas, dari peralatan rumah tangga, lampu listrik, finansial, mesin
jet pesawat, sampai pembangunan pembangkit nuklir. GE didirikan oleh Thomas Alva Edison pada
tahu 1879, sang penemu bola lampu, dan sudah berusia lebih dari satu
abad. Sejak didirikan, perusahaan ini berkembang pesat dan menjadi perusahaan
raksasa. Pada tahun 1960-an, keganjilan dalam hukum pajak AS dan kelakuan akunting membuat pembentukan
konglomerat menjadi umum. Oleh karena perkembang waktu yang sangat cepat membawa GE
tetap berjalan dan sampai akhir tahun 70-an, GE telah menjadi perusahaan
raksasa yang gemuk dan sama sekali tidak efisien. Bisnisnya tidak fokus,
birokrasinya besar dan bertingkat-tingkat, pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah juga lambat. GE adalah perusahaan besar yang akan segera ketinggalan
zaman dan dilindas pesaingnya.
Dengan berbagai macam persoalan, bagaimana
GE dalam mempertahankan kompetensi yang dimilkinya, maka tidak ada cara lain
kecuali kata perubahan. Oleh karena itu secara sederhana, kita bisa membagi
masalah manajemen perubahan menjadi dua pertanyaan utama, yaitu: “Perubahan apa
yang mesti kita terapkan”? dan “Bagaimana cara kita menerapkannya agar bisa
sukses”? Untuk menjawabnya, kita butuh dua ketrampilan khusus: untuk mendiagnosa
kebutuhan perubahan; mengaudit kinerja; mengembangkan visi perbaikan;
menggambarkan atau merumuskan strategi baru.
Mencapai tujuan perubahan juga
butuh ketrampilan untuk menyelesaikan tugas secara tuntas, untuk mendorong
aksi. Perubahan kerap mengganggu
dan merusak. Memang mnurut definisinya, perubahan mengusik keadaan “status quo”.
Kepemimpinan sangatlah penting karena untuk mencapai tujuan perubahan, kita
mesti menempatkan analisa dan aksi di atas konsensus, meski ketiganya sama-sama
diperlukan. Kita akan membicarakan perpaduan manajerial yang baru ini agar
proses perubahan bisa jalan secara efektif. Untuk itu, perlu dikembangkan dua
tema utama, yaitu:
1.
Ketrampilan
manajerial apa yang dibutuhkan untuk mendorong perubahan organisasi secara
efektif?
2.
Perubahan
berpotensi mengganggu dan merusak. Bagaimana orang mengalami perubahan dan
bagaimana cara membantu mereka mengatasi tekanan dari perubahan?
Agar bisa efektif mengelola
perubahan, diperlukan kemampuan untuk menciptakan keterpaduan antara karyawan
perusahaan, sumber daya, gagasan, peluang, dan tuntutan-tuntutan. Manajer butuh
ketrampilan seorang konduktor orkestra. Visi penting, dan kreatifitas bahkan
lebih penting. Namun, kemampuan menyusun rencana sistematis untuk penyediaan
logistik sumber daya, dukungan, pelatihan, dan sumber daya manusia merupakan
inti semua program perubahan. Karyawan mesti dibujuk dan dipengaruhi, lintas
batas antar bagian diseberangi atau bahkan ‘dihapus’, gagasan-gagasan baru
mesti diterima, cara kerja baru mesti diadopsi, dan standar baru kinerja dan
kualitas mesti dicapai. Politik perusahaan juga masalah krusial. Dukungan mesti
dimobilisasi, koalisi dibangun serta didukung, oposisi harus diidentifikasikan
dan dirangkul. Karyawan perlu dukungan agar mampu mengatasi stres, kecemasan
dan ketidakpastian selama proses perubahan. Sebagian tradisi dan aturan
dijungkirbalikkan untuk memberi tempat bagi yang baru. Namun demikian,
kontinyuitas dan tradisi memberi stabilitas, support, dan makna bagi pekerja
dan tidak perlu dihancurkan begitu saja tanpa pertimbangan.
Manajemen perubahan efektif
membutuhkan perhatian pada semua tantangan dan issu yang sepertinya saling
bertentangan ini. Maka dalam masa perubahan, sintesis merupakan kunci. Di
dunia yang semakin ‘mengecil’ karena perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi ini, tuntutan akan perubahan semakin menguat. Fenomena ini mempengaruhi hampir setiap individu
dan organisasi di muka bumi ini. “Change
is inescapable, it is inbuilt into developing societies“ (Morrison, 1998). Hampir
setiap aspek kehidupan kita telah berubah karena pengaruh teknologi, revolusi
komputer, kamunikasi massal, pergerakan penduduk, dan aliran informasi yang
semakin cepat dalam jumlah yang semakin besar. (Evans, 1996).
Sebagai
bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern yang terus berkembang, perusahaan
pun tidak mungkin menghindar dari arus perubahan ini. Lebih dari itu, karena
fungsinya, seorang pemimpin adalah agen perubahan. pimpinan tidak hanya
bertanggung jawab untuk menyiapkan karyawannya untuk mengikuti perubahan yang
terjadi, tetapi juga menyiapkan sumber daya-sumber daya untuk perubahan itu
sendiri. Bagaimana mungkin fungsi ini bisa dilaksanakan dengan baik apabila
pimpinan itu tidak sukses dalam mengubah diri sendiri.
Untuk menghadapi perubahan
eksternal, antara GE dan kempetitornya terlebi dahulu GE harus bisa melakukan
perubahan internal. Perubahan internal ini ada tiga jenis, yaitu Political Change, Technical Change, dan
Cultural Change. Political Change adalah perubahan di tingkat manajemen
puncak. Para pengambil keputusan harus benar-benar mendukung program perubahan
internal yang sedang terjadi. Technical
Change merupakan perubahan yang menyangkut aspek-aspek seperti strategi,
sistem, struktur, dan sebagainya. Technical
Change ini biasanya disusun oleh sekelompok kecil orang yang memang ahli
dalam bidangnya.
Sementara itu, Cultural Change adalah perubahan budaya
korporat yang menyangkut seluruh karyawan tanpa kecuali. Nilai-nilai (values)
dan perilaku (behaviour) baru musti dijalankan dengan konsisten.Untuk
mengantisipasi persoalan-persoalan yang timbul berlaru-larut, bahkan karyawan
pun resah dan melakukan perlawanan, karena pada saat itu perusahaan juga sudah
tidak punya daya apa-apa. Pemilik bahkan enggan menyuntikkan dana
tambahan modal. Sebelum terlanjur, eksekutif puncak harus mengambil tindakan
dengan segera membutuhkan seorang pemimpin yang bertipe slash and burn bergerak sangat cepat sebelum semua pihak
terperangkap dalam ketidakpastian dan kehabisan energi, maka GE pada 1981, memilih
seorang pemimpin baru di GE. Namanya Jack Welch, dan ia akan segera menciptakan
sejarah.
Sebelumnya
Jack Welch sudah bekerja jadi teknisi di General Electric sejak 1960. Ia mulai
benar-benar dari bawah. Dengan usahanya yang luar biasa, Jack Welch berhasil
naik terus ke puncak. Umur 37 tahun, ia sudah menjadi Vice President di GE. Dan pada 1981, Jack Welch menjadi penguasa di
GE, sebagai CEO termuda dalam sejarah perusahaan ini.
2. Tujuan Perubahan GE
Stelah GE memilih seorang CEO yang baru perusahaan
sangat mengharapkan bahwa CEO yang baru ini akan membawah perubahan dalam tubuh
GE yang nampaknya sudah saki-sakitan itu. Tahun 1981, Jack Welch, 45, menjadi
CEO ke-8 sekaligus termuda dalam sejarah General Electric (GE). Saat pertama
menjadi Chairman dan CEO, tujuan Jack Welch adalah menjadikan GE sebagai
perusahaan yang paling kompetitif di dunia. Untuk mewujudkan tujuan itu, ia
yakin, dibutuhkan revolusi untuk mentrasformasikan mimpi itu menjadi kenyataan.
Sejarah menunjukkan bahwa Jack Welch adalah pemimpin
yang tepat pada waktu yang sangat tepat. Saat ia mengambil alih posisi puncak,
dunia korporasi Amerika dalam masalah. Kompetisi global yang baru dan kondisi
ekonomi yang tidak bagus telah mengubah ladang permainan, tapi hanya sedikit
CEO yang mengenalinya. Model bisnis korporasi Amerika tahun 1980 tidak pernah
berubah selama beberapa dekade.
Tahun pertama Jack Welch di posisi puncak adalah
perjuangan tiada habis. Ia sendiri mencanangkan revolusi, yang berarti perang
terhadap cara lama GE dalam melaksanakan segala sesuatu sekaligus reinventing dari atas hingga ke bawah.
Dalam dekade pertama kepemimpinannya, Jack Welch merombak banyak hal, menutup
atau menjual ratusan unit usaha, menghapuskan lapisan manajemen, dan
mentransformasikan cara birokrasi perusahaan.
Hanya sedikit orang yang paham kenapa CEO hebat ini
harus melakukan perubahan dramatis itu. GE sudah dianggap sebagai produsen yang
hebat di dunia, lantas kenapa harus menata ulang sesuatu yang tidak bermasalah?
Tetapi, Jack Welch melihat perusahaan kelebihan beban akibat strukturnya. Ia
melihat bisnis tidak bertumbuh cukup cepat dan budaya yang kurang mendorong
munculnya ide dan inovasi baru.
Bagaimana Jack Welch memimpin GE dibeberkan dalam buku
berjudul The Welch Way, yang tidak
fokus pada strategi pertumbuhan spesifik dalam revolusi Jack Welch. The Welch Way lebih menekankan kekuatan
perilaku dan kultural di balik strategi bisnis GE. Berikut adalah beberapa
kekuatan Jack Welch yang menjadi inspirasi dalam merubah GE:
1. Bukan mengelola (manage), tapi memimpin (lead)
Jack Welch adalah
tentang kepemimpinan, bukan manajemen. Dia tidak suka dengan kata-kata manage. Ia lebih suka dengan kata-kata
lead. Ia senang menciptakan visi dan membuat orang tekun dalam melaksanakan
rencananya. Jack Welch berpikir, eksekutif dan CEO memonopoli kepemimpinan atau
ide-ide bagus.
2. Menjadi kurang formal
Jack Welch tidak menyukai suasana yang serba
formal, karena menurutnya keunggulan GE terletak pada suasana kurang formal.
Tidak ada yang memanggil namanya dengan Mr. Welch, tapi selalu dengan Jack
saja. Ia meninggalkan dasi di rumah lebih sering ketimbang membawanya,
melaksanakan rapat informak, dan mendorong pencerahan pada setiap orang. Welch
membuat organisasi GE tanpa dinding pembatas. Karyawan tidak takut menyampaikan
ide-ide mereka meskipun hal itu bertentangan dengan nilai-nilai perusahaan
konvensional.
3. Hapuskan birokrasi
Jack Welch sangat
membenci birokrasi. Baginya,
birokrasi adalah musuh, sampah, pengambilan keputusan yang lambat, persetujuan
yang tidak perlu, dan hal-hal lain yang bertentangan dengan spirit perusahaan.
Ia menempatkan upaya menghapus birokrasi sebagai tugas utama setiap orang.
4. Selalu melihat
kenyataan
Jack Welch selalu lebih suka melihat kenyataan dan
mengambil keputusan yang tepat berdasarkan kenyataan itu.
5. Sederhanakan persoalan
Jack Welch tidak pernah berpikir bisnis itu harus
rumit. Baginya, menjaga segala sesuatu tetap sederhana adalah satu kunci
bisnis. Ia mengatakan,
tujuannya adalah untuk menghapuskan kerumitan apa saja di GE. Menurutnya,
sepanjang orang memperoleh akses terhadap informasi yang sama, mereka akan
memberikan jawaban yang sama terhadap berbagai masalah yang dihadapinya. Ia
merasa sederhana membutuhkan percaya diri yang sangat tinggi.
6. Melihat perubahan
sebagai peluang
Baginya, perubahan adalah bagian dari hidup maupun
bisnis. Ia mencintai perubahan dan mengatakan kepada karyawan, perubahan ada
dalam darah karyawan.
7. Memimpin dengan memberi
energi
Saat Jack Welch menjadi CEO, sistem manajemen yang
berlaku lebih bersifat command and control. Ia menemukan cara yang lebih
baik. Manajer terbaik tidak memimpin dengan intimidasi, melainkan dengan
memberi inspirasi kepada orang untuk mencapai hasil.
8. Abaikan tradisi
GE adalah perusahaan yang kaya historis, tapi saat
menjadi CEO Jack Welch tak seorangpun yang menyangka ia akan mengabaikan
tradisi itu. Ia menilai, apa yang berhasil pada masa lampau tidak mesti efektif
lagi di masa depan. Sebelum era Jack Welch, GE tidak menjual bagian besar dari
perusahaan, memecat puluhan ribu pekerja, atau memaksa bos mendengarkan
pekerja.
9. Buat aturan intelek
Di banyak perusahaan besar, pimpinanlah yang
membuat aturan, dan karyawan mendengarkan apa kata manajer. Bagi Jack Welch, bisnis menyangkut upaya
menggali potensi intelektual. Makin banyak orang, makin banyak ide. Supaya
orang mau menyampaikan ide, organisasi harus mendorongnya
10.
Bergerak cepat setiap hari
Selama karirnya, kecepatan sangat penting bagi Jack
Welch. Dalam dunia yang kini serba terhubung dengan komunikasi, waktu yang
tersedia sangat singkat. Ia selalu berpikir dan mengambil keputusan dengan
cepat. Misalnya, pertengahan 90-an, Jack Welch dan tim dari TV NBC bergerak
cepat untuk memastikan hak penyiaran Olimpiade ke depan. Sebelum jaringan TV
lain menyadari apa yang terjadi, NBC telah membuat kesepakatan senilai US,5
miliar untuk penyiaran 5-6 Olimpiade ke depan. Jika Jack Welch enggan, NBC akan kehilangan
semuanya.
11.
Tempatkan nilai pertama kali
Kebanyakan manajer menghabiskan waktu bicara
angka-angka. Jack Welch peduli dengan angka-angka, tetapi jangan sampai
mengalahkan nilai-nilai perusahaan. Ia bergeming dengan manajer berkinerja
tinggi namun dengan mengintimidasi karyawan.
3. Pembahasan
Pada tahun
pertama Jack Welch di posisi puncak adalah perjuangan tiada habis. Ia sendiri
mencanangkan revolusi, yang berarti perang terhadap cara lama GE dalam
melaksanakan segala sesuatu sekaligus reinventing dari atas hingga ke bawah.
Dalam dekade pertama kepemimpinannya, Jack Welch merombak banyak hal, menutup
atau menjual ratusan unit usaha, menghapuskan lapisan manajemen, dan
mentransformasikan cara birokrasi perusahaan, dan melakukan perubahan yang
disebut perubahan transformasional (transformational
change) berbeda dari inisiatif perubahan karena perubahan transformasional
akan berhadapan dengan identitas, nilai-nilai dan budaya perusahaan. Perubahan
fundamental yang juga sering disebut sebagai pembaharuan (renewal), penemuan kembali (reinvention),
transformasi, atau rekayasa ulang tersebut menghasilkan apa yang disebut
‘perubahan mendalam (deep change)’
oleh Robert Quinn, yaitu perubahan di mana nilai-nilai, keyakinan, dan
asumsi-asumsi yang selama ini dipegang dengan kuat akan ditantang dan
dimodifikasi.
Jack Welch
bukan pemimpin omong kosong. Ia adalah seorang pemberontak yang super-efektif. Jack Welch sering
dipanggil "Neutron Jack" karena gaya kepemimpinannya
yang penuh ledakan, persis seperti bom neutron. Banyak tindakan besar yang
drastis yang ia lakukan selama kepemimpinannya. Ia, walaupun sangat berat,
tanpa ragu memotong gaji 10 % eksekutif yang kerjanya terburuk tiap tahun.
“Habisi semua yang tidak memberikan sumbangan pada perusahaan”.
Lebih mudah
bagi banyak manajer untuk membiarkan segalanya berjalan apa adanya, walaupun
risikonya adalah kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri. Tidak bagi Jack. GE
harus jadi raksasa yang kuat. Dan itu sewajarnya memerlukan pengorbanan dan
tindakan-tindakan keras. Selama masa kepemimpinannya, 150 ribu orang karyawan
diberhentikan. Namun, sekarang GE berubah jadi perusahaan yang ramping dan
punya fleksibilitas tinggi, bisa bergerak cepat dan leluasa. Penghematan yang
dilakukan juga memungkinkan GE mengembangkan usahanya ke bisnis-bisnis lain
yang lebih menguntungkan.
Ia juga
langsung mengadakan penilaian secara menyeluruh terhadap semua bisnis yang
berada di bawah GE. Tindakan-tindakan besar pun segera dilakukan. Motonya
“Semua bisnis yang tidak punya harapan harus diperbaiki, ditutup, atau dijual.”
Fix, Close, Sell!
Lalu, ia pun
menjual 200 anak perusahaannya yang bukan nomor satu atau nomor dua, atau yang
kelihatannya tidak akan menjadi nomor satu atau nomor dua di industrinya. Sebaliknya, ia juga mulai melakukan
akuisisi-akuisisi terhadap perusahaan-perusahaan potensial di seluruh dunia.
Banyaknya bisnis baru yang diakuisisi pada masa Jack sangat luar biasa, yakni
1.700 akuisisi.
Secara
strategis, Jack juga membuat struktur organisasi GE lebih ramping dan efisien.
Selain menghabisi orang-orang dan anak perusahaan GE yang tidak produktif, ia
juga memotong jalur birokrasi. Jack tidak pernah menyukai birokrasi. Ia lalu
menciptakan "Boundaryless System" pada awal
1990-an. Dengan sistem ini, seluruh sistem birokrasi akan habis-habisan
diefisienkan, baik vertikal (atasan-bawahan), horizontal (antardepartemen),
eksternal (pelanggan-pemasok), juga geografis (antarwilayah, nasional, maupun
global).
Banyak yang dihasilkan dari sistem ini, yaitu
peningkatan kualitas komunikasi, pemahaman antar bagian, meningkatkan
efisiensi, memudahkan penyampaian gagasan unggul dan ide kreatif, dan
mengurangi konflik juga miskomunikasi secara signifikan. GE jadi lebih sehat
dan lebih cepat responsif.
‘’I don’t give a
damn if we get a little bureaucracy
as long as we get the results.
If it bothers you, yell at it. Kick it. Scream at it.
Break it!’’
as long as we get the results.
If it bothers you, yell at it. Kick it. Scream at it.
Break it!’’
Organisasi juga dibuat datar. Para
karyawan dibawah juga diusahakan bisa berkomunikasi dengan manajemen bahkan
yang paling atas. Jadinya masalah-masalah dibawah lebih cepat diidentifikasi
dan diperbaiki tanpa macam-macam hambatan birokratis.
Jack sangat keras, tetapi adil. Keuntungan akan dikejar,
tapi karyawan yang baik selalu diperhatikan oleh Jack. Untuk mereka, berbagai
sistem promosi, bonus, dan saham di perusahaan diberikan secara kompetitif. Jack juga hafal nama dan pekerjaan dari
hampir 1.000 orang yang bekerja di GE. Gabungan dari sistem reward dan punishment yang ekstrem ini membuat GE menjadi salah satu perusahaan
terbesar Amerika.
GE, THE SUPER LEARNING ORGANIZATION.
Tidak itu
saja. Jack pada dasarnya membuat GE sebagai "a
learning organization", sebuah organisasi yang memiliki kecepatan
belajar tingkat tinggi. Ia ingin GE menjadi organisasi pembelajar terbesar di
dunia. Pusat pelatihan GE di Crotonville disebut majalah Fortune sebagai Harvard
of Corporate America. Di sinilah ribuan pemimpin masa depan GE
digembleng. Nantinya banyak juga lulusan “sekolah” ini yang menjadi CEO-CEO di
berbagai perusahaan terbesar di Amerika lainnya.
Benchmarking. Belajar dari Semua yang Terbaik
di Dunia.
Jack
membentuk sebuah tim perencanaan strategis yang bertujuan menganalisis
keunggulan setiap divisi terbaik di GE dan perusahaan-perusahaan lain, baik di
Amerika, Eropa maupun Asia, terutama Jepang. Mereka dikirim secara rutin untuk
berkeliling dunia dan belajar. Dari mereka diketahui bahwa organisasi-organsasi
yang paling unggul adalah yang bervisi jauh ke depan, memiliki sasaran-sasaran
yang sangat agresif dalam meningkatkan kinerja proses produksi, dan melakukan
apa pun untuk mencapai hal itu. Perusahaan-perusahaan ini tidak akan meningkatkan efisiensinya 10% atau
20%, mereka akan meningkatkannya dua atau tiga kali lipat.
Untuk
mempercepat proses belajar, Jack menjadikan GE sebagai e-company, perusahaan
berbasis teknologi informasi dan Internet. Dengan Internet,
informasi bisa disebar ke semua karyawan GE di seluruh penjuru dunia sekaligus
dan seketika. GE juga akan melakukan pembelian dan penjualan melalui internet.
Ini menciptakan perusahaan yang belajar dan bergerak dengan kecepatan sangat
tinggi. Penghematan yang
berhasil diciptakan dari program ini sangat luar biasa, hampir 1,5 miliar dollar.
Semua pihak
harus belajar jadi yang terbaik atau, jika tidak, akan dieliminasi. Eksekutif
akan dipecat, anak perusahaan yang tidak mampu memberi keuntungan atau bukan
dua besar dalam industrinya akan ditutup atau dijual. Semua harus belajar
dengan cepat karena perusahaan seperti itulah yang akan unggul. Jadi, semua
pihak di GE akan belajar mati-matian, atau ditendang keluar. Kalau bukan oleh
pesaingnya, oleh Jack Welch. Perusahaan pun bergerak semakin cepat, begitu pula
keuntungannya.
Pada 1995,
Jack menjalankan program besarnya yang baru, Six Sigma. Ini adalah sistem yang akan menciptakan
keunggulan kinerja perusahaan, terutama dalam hal memuaskan kebutuhan riil pelanggannya.
Ini dilakukan lewat program peningkatan kualitas yang sistematis dan terukur
dengan presisi tinggi secara statistik-matematis. Hasilnya :
1. Proses produksi yang
menghasilkan produk berkualitas tinggi,
2. Lebih pas dengan kebutuhan
dan keinginan pelanggan,
3. Memiliki cacat produk yang
minimum,
4. Memotong biaya secara
signifikan, dan pada akhirnya..
5. Memuaskan pelanggan.
Target bebas kesalahan yang ingin dicapai GE adalah 3,4 kesalahan dalam 1
juta operasi.
“An organization’s ability to learn, and translate that learning into
action rapidly, is the ultimate competitive
advantage.“
KEBANGKITAN GENERAL ELECTRIC
Ada banyak cara
yang bisa dilakukan untuk melakukan perubahan. Namun, yang berikut ini adalah
cara-cara yang telah sukses dilakukan oleh pebisnis kondang, maupun cara yang
diusulkan oleh konsultan bisnis. Jack Welch, dari General Electrics, menawarkan
dua cara ampuh yang telah membantunya mengubah GE menjadi perusahaan raksasa
kelas dunia. Cara pertama adalah ”Destroy
Your Business” (DYB). Ketika Jack Welch memimpin GE, ia tidak menerapkan Strategic Planning seperti yang biasa
dilakukan oleh para pimpinan perusahaan lain. Ia menerapkan DYB untuk
menimbulkan ”sense of urgency” pada
para jajarannya untuk melakukan perubahan. Melalui DYB, Jack Welch mengajak
karyawan GE untuk mengidentifikasi kelemahan GE dan faktor-faktor lain yang
bisa menghancurkan usaha GE di masa depan. Setelah kelemahan dan masalah
berhasil diidentifikasi, cara kedua yang diterapkan adalah ”Grow Your Business” (GYB) untuk memacu jajaran GE untuk memikirkan
strategi ampuh mengatasi kelemahan dan tantangan yang dihadapi, dan memacu
pertumbuhan GE agar tidak hanya tetap eksis, tetapi juga menjadi lebih baik
dari kondisi yang sekarang relatif terhadap para pesaingnya, baik yang besar
maupun yang kecil.
Pada kepemimpinan
Jack Welch, nilai GE telah naik berkali-kali lipat. Saat Jack Welch masuk, GE
bernilai 14 miliar dolar dan saat Jack Welch keluar GE bernilai 130 miliar. Tidak
ada satu pun pemimpin bisnis di dunia, bahkan Bill Gates sekalipun, yang mampu
menciptakan perkembangan nilai perusahaan yang sedahsyat ini.
Dan Jack Welch juga
menjadikan perusahaan yang awalnya sangat tidak efisien, jadi salah satu
perusahaan paling menguntungkan di dunia. Jack Welch adalah legenda dalam
manajemen perusahaan. Jack Welch sendiri berhenti dari GE tahun 2001. Sekarang,
GE adalah salah satu perusahaan terbesar Amerika, bernilai hampir ½ triliun dollar.
Jack Welch juga menulis buku yang sangat dicari para pelaku bisnis dunia
berjudul Jack, "Straight From the
Gut".
Perkembangan
GE menuju akhir tahun 1999, menjadi perusahaan nomor sembilan terbesar dan
nomor dua sebagai perusahaan yang paling menguntungkan di dunia, GE adalah
perusahaan dengan operasi majemuk. Baru-baru ini, perusahaan GE memiliki 10
kelompok produk utama dengan kurang lebih 250 unit bisnis terbesar diantaranya.
Kinerja perusahaan GE dibawa kepemimpinan Jack Welch telah berkembang pesat.
Pada awal tahun 1981, dengan penunjukkannya sebagai CEO, penjualan meningkat
sampai 3,7 kali lipat (dari USA$ 27,7 triliun menjadi USA$ 100,5 triliun),
sementara laba meningkat 5,7 kali (dari USA$ 1,6 triliun menjadi USA$ 9,2
triliun). Selain itu kapitalisasi pasar GE meningkat dari USA$ 14 triliun ke
lebih dari USA$ 400 triliun selama kepemimpinan Jack Welch. Kontribusi kepada
keberhasilan ini adalah restrukturisasi atau perubahan yang signifikan.
Tindakan-tindakan ini dihasilkan oleh diberhentikannya 10.000 pegawai, juga
perampingan biaya. Akan tetapi, kemampuan untuk membuat GE menjadi perusahaan
yang melakukan change sejati mungkin
adalah pencapaian yang paling signifikan dan warisan yang paling berharga dari
Jack Welch. Indikator dari keberhasilan perubahan dalam GE adalah harapan bahwa
dalam waktu dekat ini, setengah penjualan perusahaan dan sebagian besar satuan
kerjanya akan berada di luar Amerika Serikat. Dalam terang perubahan perubahan
GE dan keberhasilan Jack Welch ini, sebagian berpendapat bahwa ia adalah
manajer atau pimpinan bisnis paling berhasil selama seperempat abad terakhir
(masa pensiun Jack Welch dari GE dijadwalkan pada bulan April 2001). Dan bahkan
pada era Jack Welch, ekonomi Amerika tumbuh pesat pada tahun 1990-an saat
dipimpin presiden Bill Clinton.
4. Kesimpulan.
Pada era
globalisasi sekarang ini perusahaan harus melakukan perubahan untuk dapat
menyesuaikan dengan lingkungaanya yang kompetitif dan memiliki seorang pemimpin
yang berpikir simple serta inovator. Perubahan bersangkut-paut dengan perihal
membuat sesuatu dengan lain. Teknologi, persaingan, kejutan ekonomi, perubahan
sosial, angkatan kerja dan politik dunia merupakan kekuatan yang merangsang
perubahan. Teknologi informasi yang canggih dapat mengubah cara bersaing,
sehingga dapat meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan.General Electric
betul-betul mengetahui kapan saat yang tepat baginya untuk melakukan perubahan
besar, kapan saatnya untuk berhenti melakukan perubahan, dan kapan saatnya
untuk melakukan perubahan kecil. Tahun 1980-an, GE melakukan perubahan besar,
melakukan restrukturisasi, downsizing, penutupan sebagian unit
bisnisnya. Perubahan besar ini tentu mempunyai dampak yang menyakitkan, tetapi
perubahan ini harus dilakukan, jika tidak hal yang lebih menyakitkan akan
terjadi di masa yang akan datang. Tahun 1990-an GE melakukan perubahan kecil,
berupa struktur organisasi dirubah menjadi boundaryless, mengutamakan
kualitas layanan kepada pelanggan. Perubahan ini berjalan lancar, tanpa
hambatan (Abrahamson, 2000). Ada banyak cara atau pendekatan yang dilakukan
oleh perusahaan dalam melakukan transformasi organisasional, yaitu dengan
melakukan reengineering, membentuk virtual organization, high
performing work teams, globalized self-managing work teams, total quality
management, empowered organization, boundaryless organization.
Sejak awal
memimpin GE, impian Jack Welch adalah menciptakan suatu boundaryless organization yakni organisasi yang memungkinkan
karyawan menjadi self-directed dan
termotivasi untuk mencapai tujuannya secara efektif. Saat ia tiba, GE merupakan
perusahaan dengan birokrasi yang rumit dimana terdapat banyak management layer.
Birokrasi ini sendiri menghambat komunikasi antar karyawan, yang tentunya
menjadikan bottom line tidak optimal.
Hingga kemudian, Jack Welch berusaha untuk menghilangkan halangan birokrasi
tersebut, dan menghapuskan aktivitas-aktivitas yang menjadikan kerja kurang
efektif.
Karyawan
adalah nasi, sedangkan gaya manajemen adalah lauknya. Jack Welch, CEO dari
General Electric ketika itu mengatakan “Kita sedang mempertaruhkan sesuatu hal
kepada orang-orang kita, maka kita perlu memberdayakan mereka, memberi mereka
sumber-sumber dan keluar dari kesulitan dengan menggunakan cara mereka”. Jack
Welch menginvestasikan separuh waktunya bersama karyawannya, maka ia mengenal
mereka, berbicara dengan mereka tentang masalah-masalah perusahaan, memuji
mereka jikan kinerjanya baik, tetapi mencaci mereka jika kinerjanya turun. Ia
mengenal sekitar 1000 karyawannya yang mempunyai ide bagus dan mempunyai
tanggungjawab atas pekerjaan mereka. Pendekatan pribadi yang dilakukan Jack
Welch kepada karyawannya membuahkan kasil yang luar biasa pada peningkatan
kinerja. “Jika Anda menang, kita semua menang” demikianlah kata Welch. Itulah
sebabnya 27.000 karyawan General Electric memiliki saham. Pada 2001,
General Electric terpilih sebagai ”The
Most Admired Company in The World” peringkat pertama versi Fortune.
5. Saran.
Pimpinan
bisnis yang besar, menurut keyakinan Jack Welch, harus memiliki energi yang
besar. Lebih penting lagi, pimpinan
bisnis yang besar harus mengetahui bagaimana menggunakan energi tersebut untuk
membangkitkan energi orang lain. Seperti pembina tim sepak bola, Jack Welch
bergerak dari pertemuan ke pertemuan, menyampaikan pesan termasuk sekian banyak
pesan-pesan yang lain, dan sebagian dari pesan-pesan tersebut telah menjadi
merek dagang Jack Welch: Bisnis itu simple, Jangan menjadikan bisnis terlalu
rumit, Hadapilah kenyataan, Jangan takut terhadap perubahan, Berjuanglah
melawan birokrasi, Manfaatkan pikiran karyawan Anda, Temukan mereka yang
memiliki ide yang terbaik, dan aplikasikan ide tersebut.
PERUSAHAAN YANG SUKSES MELAKUKAN PERUBAHAN
(GENERAL
ELECTRIC COMPANY) DI AMERIKA SERIKAT
(TUGAS CHANGE MANAGEMENT)
OLEH:
ANTONIO B. CARCERES
NPM: 912008906
OLEH:
ANTONIO B. CARCERES
NPM: 912008906
Program
Pascasarjana Magister Manajemen
Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW)
Desember
2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan waktu yang telah
di tentukan. Dalam penulisan tugas yang berjudul “PERUSAHAAN YANG SUKSES MELAKUKAN PERUBAHAN (GENERAL ELECTRIC COMPANY) DI AMERIKA SERIKAT”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang harus di benahi. Namun dalam penulisan tugas ini penulis juga
banyak mendapat bantuan dan dukungan dari semua pihak. Sehingga penulis tidak
lupa mengucapkan rasa terima kasihnya kepada:
1. Direktur Program Pascasarjana Universitas
Satya Wacana Salatiga (UKSW), yang telah mendukung proses belajar mengajar ini
berjalan dengan baik;
2. Ketua Program Studi Magister Manajemen
Universitas Satya Wacana Salatiga (UKSW), yang telah mengatur dan mendukung
baik secara material maupun non material hingga kegiatan ini berjalan dengan
baik;
3. Dosen Pengajar Mata Kuliah Change
Management yang telah meluangkan waktunya untuk mengarahkan penulis dalam
proses penyusunan tugas ini;
4. Semua staff dosen PPs Magister Manajemen
Universitas Satya Wacana Salatiga (UKSW), yang telah membantu penulis dalam
menyusun tugas ini hingga selesai;
5.
Semua staff administrasi PPs Magister Manajemen Universitas
Satya Wacana Salatiga (UKSW), yang telah mendukung dan membantu penulis secara
administratif;
6.
Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, yang telah memberikan
sumbangan pemikiran pada penulis dalam proses penulisannya;
Walaupun tugas ini sudah dikumpulkan tetapi penulis
merasa bahwa masih banyak kekurangan sehingga sangat di harapkan saran dan
kritikan yang bersifat membangun dari pembaca demi penyempurnaan penulisan
berikutnya.
Salatiga,…….Desember, 2009
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kata Pengantar -----------------------------------------------------------------------------------------------------
Daftar Isi --------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Latar Belakang ---------------------------------------------------------------------------------- 1
2. Tujuan Perubahan GE---------------------------------------------------------------------------- 4
3. Pembahasan-------------------------------------------------------------------------------------- 7
4. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------------- 11
5. Saran-------------------------------------------------------------------------------------------- 13
Referensi---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
REFERENSI
Kasali, Rhenald. 2007.
Change. PT. Ikrar Mandiriabadi, Jakarta.
K. Masngudi, 2008. Perubahan Transformasional. http://www.manajemenperubahan.com. Diundup tanggal 5 Desember 2009.
http://www.GE.com Diundup tanggal 4 Desember 2009
http://www.perubahanGE.com Diundup tanggal 5 Desember 2009
http://www.perubahandalamgeneralelectric.com Diundup tanggal 5 Desember 2009
http://www.mengapageneralelectricberubah.com
Diundup tanggal 5 Desember 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar