Halaman

Rabu, 06 Maret 2013

Indikator Ekonomi


Indikator Ekonomi


Kondisi perekonomian suatu negara cukup sulit untuk diketahui secara pasti dan tepat karena adanya keterbatasan untuk mengumpulkan data. Untuk itu, diperlukan suatu indicator- indicator yang akan mewakili kondisi perekonomian yang disebut indicator ekonomi. Indikator ekonomi suatu negara merupakan hasil survei badan statistik atau badan ekonomi, yang biasanya akan dikeluarkan per satu minggu dalam bentuk forecast atau perkiraan. Indikator tersebut merupakan factor penting dan merupakan bagian dari faktor fundamental ekonomi dalam suatu Negara. Hal ini menunjukkan bagaimana kondisi perekonomian suatu Negara secara keseluruhan. Adapun beberapa indicator ekonomi antara lain pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar, suku bunga, GDP (Gross Domestik Product).

Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Pertumbuhan ekonomi ini diukur dari pendapatan perkapita. Faktor ini menunjukkan seberapa baik taraf hidup masyarakat yang diukur dengan output riil per orang/ pendapatan perkapita. Dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi pertumbuhan ekonomi di suatu Negara, berarti ada peningkatan taraf hidup masyarakat berdasarkan output riil per orang/ pendapatan perkapita.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indicator taraf hidup masyarakat. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat pertumbuhan ekonomi dalam suatu Negara, perlu dilakukan survey mengenai data seperti pendapatan perkapita. Oleh sebab itu, dengan melihat tingkat pertumbuhan ekonomi suatu Negara, kita dapat mengetahui seberapa tinggi tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum.

Menurut bank dunia, tingkat pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 6,3 %, kemudian meningkat pada tahun 2008 menjadi 6,4 %. Namun pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi di Indonesia akan menurun tajam menjadi 3,7 %. Tentu saja hal ini tak lepas dari krisis global yang masih melanda dunia.

Inflasi

Menurut Wikipedia, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum yang terjadi secara terus menerus. Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai suatu mata uang local terhadap mata uang asing secara terus menerus. Meningkatnya harga barang yang tinggi belum tentu menunjukkan terjadinya inflasi. Perlu digaris bawahi bahwa inflasi terjadi jika peningkatan harga barang berlangsung terus menerus dan saling mempengaruhi. Sehingga, dengan melihat nilai inflasi, kita dapat mengetahui tingkat kenaikkan barang dan seberapa besar penurunan nilai mata uang local suatu Negara.

Inflasi dapat terjadi karena meningkatnya permintaan akan suatu barang. Peningkatan permintaan tersebut akan memicu kenaikan harga yang dapat terjadi secara terus menerus. Inflasi yang tinggi, tentu saja akan menjadi suatu hal yang buruk bagi masyarakat di suatu Negara. Hal ini juga dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi suatu Negara karena dapat meningkat harga barang input. Bagi konsumen, tentu saja inflasi yang tinggi sangat memberatkan. Menurut bank Indonesia, inflasi Indonesia pada Januari 2009 sebesar 9,17 %. Artinya, pada bulan Januari 2009, kenaikkan harga barang secara umum meningkat sekitar 0.0917 kali harga sebelumnya.

Nilai Tukar

Nilai tukar mata uang merupakan harga mata uang suatu Negara yang dinyatakan dalam mata uang Negara lain. Nilai tersebut tentu saja akan mempengaruhi kegiatan ekonomi seperti ekspor dan impor. Tidak hanya itu, nilai tukar mata uang juga berhubungan dengan inflasi. Apabila nilai tukar mata uang suatu Negara menguat, dapat mempengaruhi dan menurunkan atau memperlambat tingkat inflasi terhadap barang-barang impor. Hal tersebut dikarenakan penguatan nilai tukar mata uang local menyebabkan harga barang impor menjadi lebih murah di pasar domestic. Tetapi bila nilai tukar mata uang local terhadap mata uang asing melemah, maka harga barang impor di pasar domestic akan menjadi lebih mahal. Hal tersebut tentu saja akan memicu terjadinya inflasi. Contohnya, ketika tahun 1998 kondisi ekonomi yang buruk menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap US$ melemah. Hal tersebut menyebabkan harga barang impor yang dijual di pasar domestic Indonesia menjadi lebih mahal sehingga memicu inflasi

Dari tanggal 1 Februari hingga 12 Februari 2009, pergerakkan nilai berada pada kisaran Rp. 11.641- Rp. 11.807 atau melemah.

Suku Bunga

Suku bunga dapat diartikan sebagai tingkat biaya pendanaan di satu sisi dan merupakan tingkat hasil yang diharapkan di sisi lain. Suku bunga ini sangat mempengaruhi banyak hal, seperti halnya keputusan investasi. Kebijakan suku bunga merupakan kebijakan moneter yang dilakukan pemerintah dalam mengendalikan system ekonomi suatu Negara, misalnya untuk mengendalikan jumlah uang yang beredar.

Inflasi merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi peningkatan suku bunga. Suku bunga yang tinggi tentu saja dapat mempengaruhi besarnya biaya modal untuk investasi. Jadi, ketika suku bunga tinggi, umumnya investasi yang dilakukan perusahaan akan berkurang yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. Tentu saja hal ini dapat mempengaruhi kondisi pasar modal. Ketika suku bunga tinggi, maka return yang diharapkan investor meningkat, sedangkan biaya modal sendiri juga meningkat. Hal ini dapat menyebabkan pasar modal menjadi lesu. Orang banyak beralih ke tabungan yang dinilai lebih menguntungkan. Dari penjelasan singkat tersebut, dengan melihat suku bunga suatu negara, kita dapat mengetahui tingkat return yang dapat ditawarkan suatu Negara dan juga tingkat biaya modalnya.

Saat ini, suku bunga bank di Indonesia sebesar 8,25% atau turun 50 bps dari sebelumnya 8,75%. Penurunan suku bunga tersebut tentu saja akan memberikan sedikit kontribusi positif bagi pasar modal di Indonesia.

GDP (Gross Domestic Product)

GDP atau Produk Domestik Brutto (PDB) merupakan salah satu langkah untuk mengukur pendapatan nasional dan output dalam suatu Negara dan menjadi salah satu indicator untuk mengukur pertumbuhan ekonomi suatu Negara. GDP bisa dibilang sebagai “godfather” dari semua indicator ekonomi yang mencerminkan nilai pasar untuk semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu ekonomi dalam periode tertentu. GDP dilrilis 3 bulan sekali atau per kuartal dan juga pertahun. Dengan membaca laporan GDP, kita dapat mengetahui mengenai informasi-informasi lain tentang indicator yang menjadi bagian dalam GDP. GDP dapat diukur dengan rumus :

Menurut Mudrajad, GDP perkapita di Indonesia pada awal tahun 2008 hanya sekitar US$ 1,924.73. Bila dirupiahkan, maka pendapatan rata-rata tiap orang Indonesia hanya sekitar Rp. 17.760 juta per tahun atau hanya sekitar Rp. 1,5 juta per bulan. Artinya masih banyak penduduk Indonesia yang pendapatan perbulannya dibawah Rp. 1,5 juta per bulan.

1 komentar: